NADIA ATMAJI

"Life is always depend on which angle you see it through" Hari ini saya belajar ikhlas Hari ini saya mendapati suatu hal di luar ekspektasi saya Namun ekspektasi itu ada dua Ekspektasi yang dibarengi usaha maksimal, dan sembarang ekspektasi yang tak memiliki dasar Ada beberapa pilihan untuk menyikapinya Dan saya memutuskan untuk terus belajar.....

Bangka Belitung, 2010.

Seorang laki-laki yang kukenal sejak SMA. Kita berasal dari ujung dan ujung Indonesia. Tanpa pernah tahu ternyata dia orang yang sangat takut pada semut, suatu hari aku pernah dengan usilnya melemparkan rambutan penuh semut kepadanya di lorong sekolah. Aku tahu dia ketakutan luar biasa. Tapi ia yang tegas dan angkuh dengan segera melempar balik rambutan itu kepadaku. Padahal aku hanya mengenalnya sebatas nama, saat itu. Saat pada akhirnya aku benar-benar mengenalnya, ada sesuatu yang lain di balik kacamatanya yang tebal. Di balik tatapan dinginnya yang membuatku beku berada di sebelahnya. Ia selalu membawa tas itu-itu saja. Berwarna coklat dan sedikit robek di bagian depannya. Itu karena ia terserempet motor karena sedang membantu berjalan seorang nenek-nenek yang kesulitan menyebrang. Tidak ada yang pernah tahu dibalik ranking satunya, dibalik segala prestasinya, tersimpan luka begitu dalam di dalam dirinya. Hatinya yang benar-benar keras ternyata kemudian dapat membuncahkan air mata

Sudah kali kelima Vina klik sebuah logo di layar komputernya yang berbentuk panah memutar 360 derajat. Tujuannya, hanya memastikan memang benar-benar tidak ada email yang masuk. Rasanya Vina membuang-buang waktu saja melakukan hal tidak penting sekaligus muskil untuk memuaskan hasrat dalam dirinya. Rasa dimana asanya tak mampu bersinggungan dengan kesempatan nyata bertemu sebuah fisik. Tapi Vina merasa janji yang kemarin ia dengar masih begitu nyata. Ia masih mampu mengulangi tiap detil ruang, waktu dan suasana, bahkan aroma yang tercipta selama dua hari itu. Dua hari. Hanya dua hari. Untuk sepanjang ingatan Vina. Vina tidak pernah benar-benar berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Begitu saja ia ingat runutannya. Terlalu gila memang, kalau orang tahu. Vina mengulangi apa yang terjadi saat dua hari itu, namun kali ini sendiri. Sambil tersenyum-senyum kecil tergelitik ingatan akan lirikan dan senyuman hangat. Terlalu aneh untuk dibagi-bagikan pada orang lain. Hanya Vina yang ta

Langit di Kaligesing, Purworejo, 1 Oktober 2011.   Aku selalu suka melihat awan.. Awan yang menghiasi biru-nya langit Tuhan. Karena ketika mendongakkan kepalaku ke atas sana, aku tahu, kita berada di bawah langit yang sama. Langitnya Tuhan. Karena ketika aku membiarkan mataku tertusuk panasnya matahari, aku sadar kita berada di atap yang sama. Kamu, siapapun itu. Aku tahu kita bukannya tidak pernah bertemu. Kita hanya tidak sadar. Kita bukannya tidak akan bertemu. Bumi itu bulat. Di satu titik tak terduga nanti, kita pasti bertemu.

"Use time wisely, we only live once." Udah bisa tebak dari judulnya kan? Yup gue akan cerita tentang that famous New Year Eve!  This year's New Year Eve is great! I could gave it 8 out of 10! Where's the other 2? I gave that to my wedges. Gosh they made me really exhausted. Haha so let's start! Waktu berjalan cepet banget ya. Nggak kerasa udah penghujung tahun. Kalau ditilik lagi, 2011 wasn't a bad year for me. Many new experiences and lessons learned.  Laughter, tears, happy, sad, combined. I met many people and I try let go people. Unfortunately, again I'm following the flow. I didn't make plan wisely. Some decisions ended up not satisfying. But still, many unpredictable achievement reached.   Joined BEM, ALSA, Leo Young Club,  didn't take short semester, Putri FH, jatoh di panggung pas lagi manggung, Juara 2 Panggung Talenta Mahasiswa, MC-ing in some campus events, following seminars,   volunteering , etc. Terlalu banyak kalo mau di